Ini Syarat Doa agar Terkabul
Rabu, 10 Juni 2020
Allah telah berfirman dalam Surat Al-Mukmin ayat 60.
....... و قال ربكم ادعوني استجب لكم
Artinya, "Tuhanmu berfirman, ‘Doalah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.’"
Ayat ini memerintahkan manusia untuk berdoa kepada-Nya. Ketika seorang hamba telah memohon dan meminta dengan berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya. Apapun itu, pasti akan dikabulkan. Allah adalah dzat yang maha mendengar dan kuasa. Allah mendengar segala doa makhluk-Nya baik itu secara lisan maupun dalam batin saja. Apapun permintaan makhluk-Nya, Dia dapat dengan mudah mengabulkannya.
Namun ada juga manusia yang telah berdoa siang dan malam. Bahkan tak jarang ditemui sebagian dari kaum Muslimin berlaku tirakat, rela menahan hawa nafsu untuk melakukan perkara yang sebenarnya mubah atau boleh dilakukan demi terkabulnya doa. Sayang, ternyata doanya tak kunjung terkabul. Lalu, gerangan apakah yang membuat doa tak terkabul? Padahal, ayat di atas dengan tegas menerangkan bahwa Allah akan mengabulkan segala doa. Apakah ayat tersebut bohong? Ataukah Allah mengingkari kalam-Nya sendiri? Jelas tidak sama sekali! Mustahil. Lalu mengapa?
Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya, Hasyiatus Shawi ala Tafsiril Jalalain menjelaskan:
أجيب: بان الدعاء له شروط, فإذا تخلف بعضها تخلف الإجابة
Artinya, “Sungguh, doa itu memiliki beberapa syarat agar terkabul. Maka ketika salah satu syarat tidak terpenuhi, doa pun tak kunjung diijabah.”
Mungkin ada sebagian dari kita belum mengetahui syarat-syarat doa sehingga banyak dari kaum Muslimin merasa bahwa doa mereka tak kunjung dikabulkan. Padahal mereka telah berdoa seumur hidup mereka.
Imam As-Shawi menyebutkan syarat pertama adalah keutuhan seorang hamba menghadap baik lahir, dengan menengadahkan tangan dan merintih memohon kepada Allah maupun batin, yaitu sekiranya tidak terbersit dalam hatinya segala sesuatu apapun kecuali Allah semata.
Ketika seorang hamba telah fokus, memusatkan seluruh jiwa dan raga untuk meminta kepada Allah. Maka tinggallah hamba tersebut mengutarakan seluruh keinginannya, seluruh keperluannya. Kedua, hendaknya doa tidak berisi segala sesuatu dalam rangka keburukan. Misalnya, berdoa agar seseorang mengalami kecelakaan.
Ketiga, doa juga tidak boleh dipanjatkan dalam rangka meminta untuk memutuskan tali persaudaraan, kekerabatan, maupun tali kasih sayang antarsesama manusia. Sungguh, sekali-kali doa seperti itu tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Yang perlu digarisbawahi adalah, seorang hamba yang ingin doanya terkabul, tidak boleh tergesa-gesa dalam meminta dikabulkan. Sungguh, sangat hina kiranya ketika seorang hamba yang lemah tanpa daya, yang tak mampu apa-apa kecuali dengan kuasa-Nya ketika berdoa "menuntut" Allah untuk segera mengabulkannya.
Sungguh doa itu ada kalanya segera diijabah, dikabulkan oleh Allah. Ada juga memang doa tersebut diakhirkan oleh Allah untuk hamba-Nya. Karena Allah lebih mengetahui, kapan doa tersebut tepat dikabulkannya.
Simpulan dalam hal ini terangkum apik dalam hadits yang dijadikan sang imam dalam menjelaskan syarat-syarat doa terkabul sebagai berikut.
و لذا ورد: "ما من رجل يدعو الله تعالى بدعاء إلا إستجيب له, فإما ان يجعل له في الدنيا, و إما انيؤخر له في الأخرة. و إما ان يكفر عنه من ذنوبه بقدر ما دعا, ما لم يدعو بإثم او قطيعة رحم او يستعجل. قالوا: يا رسول الله و كيف يستعجل؟ قال: يقول: دعوت فما ستجب لي
Artinya, “Oleh karenanya, telah datang (sebuah hadits), ‘Tidak ada seseorang yang berdoa kepada Allah ta'ala dengan serangkaian doa kecuali Allah mengabulkannya. Maka ada kalanya doa tersebut terkabul di dunia. Ada pula doa yang memang diakhirkan terkabulnya di akhirat. Ada juga doa tersebut untuk menghapus dosa-dosa hamba sesuai dengan kadar doanya. Dengan syarat, selagi doa tersebut tidak dipanjatkan dalam rangka meminta sesuatu yang berdosa, memutus tali silaturahmi, atau hamba tersebut tergesa-gesa.’ Para sahabat bertanya, ‘Ya rasulullah, lalu bagaimanakah (gambaran) hamba yang tergesa-gesa?’ Rasul menjawab, ‘Adalah hamba yang berkata, ‘Aku telah berdoa, namun mengapa tak kunjung dikabulkan.’"