Allah Tak Sungkan Menyebut Nyamuk dalam Al-Qur’an
Rabu, 15 April 2020
Tulis Komentar
Di antara ayat Al-Qur’an yang menunjukkan keagungan Allah adalah ayat tentang nyamuk.
إِنَّ الله لاَ يَسْتَحْى أَن يَضْرِبَ مَثَلاً مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu,” (QS Al-Baqarah [2]: 26).
Di sana disebutkan, Allah tak segan menjadikan nyamuk sebagai contoh dan perumpamaan. Mengapa Allah mencontohkan nyamuk? Ada apa dengan makhluk kecil tersebut? Apa istimewanya?
Sebagai seorang mukmin, tentu kita tidak boleh melewatkan ayat yang satu ini. Simak, perhatikan, lalu petik pelajaran, agar menambah keimanan. Sebab, pasti ada hikmah mendalam di dalamnya yang sangat layak ditelaah. Jangan seperti orang kufur yang menganggap perumpamaan itu sia-sia belaka. Bahkan dibilang menyesatkan. Naudzubillah. Mari simak kembali lanjutan ayat di atas!
فَأَمَّا الذين آمَنُواْ فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الحق مِن رَّبِّهِمْ وَأَمَّا الذين كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ الله بهاذا مَثَلاً يُضِلُّ بِهِ كَثِيراً وَيَهْدِي بِهِ كَثِيراً وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الفاسقين
“Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,” (QS Al-Baqarah [2]: 26).
Kembali kepada soal nyamuk. Jika ia hinggap di tangan kita, pasti kita ingin membunuhnya. Dan tak merasa apa-apa. Bahkan, dianggap tak terjadi apa-apa, saking hinanya nyamuk di hadapan kita. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Andai di sisi Allah, dunia ini seberat satu sayap nyamuk saja, niscaya Dia tidak akan memberikannya kepada orang kafir walau seteguk air pun.” Ini artinya, dunia tak ada nilai apa-apa walau hanya dibandingkan dengan satu sayap nyamuk.
Pantas Allah contohkan nyamuk. Ternyata di kepalanya, jika dilihat dengan alat pembesar, ada seratus mata. Seratus mata tersebut berbentuk sarang lebah. Kemudian di mulutnya terdapat 48 gigi. Di dadanya ada tiga jantung, yakni: jantung utama, dua jantung untuk setiap sayap. Setiap jantung memiliki dua telinga, dua perut, dan dua katup.
Selain itu, nyamuk juga memiliki organ yang tak dimiliki satu pesawat modern pun. Itulah alat radar atau sensor penangkap panas. Ini artinya, nyamuk tidak melihat sesuatu dari bentuk dan warnanya, melainkan dari panasnya. Sehingga, walau berada di sebuah kamar yang gelap, ia bisa mengetahui orang yang sedang tidur. Sebab, panasnya orang yang tidur melebihi panasnya peralatan kamar. Dengan kata lain, sensor penerima panas ini sangat bagus dan sensitif.
Nyamuk juga memiliki alat pemeriksa darah. Darah apa yang cocok dengannya? Misalnya dalam semalam ada dua anak yang tidur dalam ranjang. Ternyata, pagi harinya, kening anak yang satu penuh dengan sengatan nyamuk, sedangkan yang satu tidak. Lebih uniknya lagi, nyamuk memiliki alat bius. Jika tidak membius kulit bekas sengatannya, pasti ia sudah dibunuh. Setelah pengaruh biusnya hilang, orang yang disengat baru merasakan gatal. Sayangnya, si nyamuk sudah pergi. Kemudian, nyamuk juga memiliki alat penghancur darah yang dihisapnya dari manusia, sehingga darah tersebut mudah mengalir melalui pipa belalainya yang kecil.
Selain itu, di belalai nyamuk terdapat enam pisau. Empat pisau dipergunakan untuk melukai kulit orang yang disengat dengan bentuk luka segi empat. Tentunya, bagian yang dilukai harus sampai pada katung darah. Sementara pisau yang kelima dan keenam bertemu membentuk pembuluh guna menghisap darah. Pada saat yang sama, kedua belah sayapnya bergetar, sampai getarannya berdenging.
Di samping itu, kaki nyamuk juga mampu mengeluarkan beberapa kuku pengait jika ingin hinggap di permukaan yang kasar, dan mengeluarkan beberapa kuku penahan jika ingin hinggap di permukaan yang licin.
Para ulama menyebutkan, ayat di atas sekaligus bantahan terhadap orang-orang kafir yang mengatakan, “Allah terlalu agung untuk membicarakan seekor lalat, laba-laba, dan hewan-hewan kecil lainnya.” Andai apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kalamullah yang di dalamnya tidak disebutkan hewan-hewan kecil, maka Allah menjawab dengan ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa penyebutan nyamuk atau hewan yang lebih kecil sebagai perumpamaan mengandung kebenaran, penjelasan, dan bantahan terhadap kebatilan.
Di saat yang sama, nyamuk tidak bisa dipandang lebih kecil dari paus biru yang bebannya mencapat 150 ton, di mana anak yang disusuinya saja membutuhkan makanan sampai 300 kilo. Kemudian, untuk tiga kali menetek, air susu yang dibutuhkannya mencapai satu ton. Sementara paus dewasa jika ingin makan makanan yang bisa mengisi perutnya membutuhkan 4 ton ikan lain. Itu pun belum kenyang. Akan tetapi, penciptaan nyamuk tidak lebih kecil dari penciptaan paus. Dalilnya adalah ayat Al-Qur’an, “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (QS Al-Mulk [67]:3). (Lihat: Muhammad Ratib, Mausu ‘ah al-I’jaz al-‘Ilmi fil-Quran was-Sunnah, [Damaskus: Darul Maktabi], 2005, jilid 2, hal. 227).
Sungguh penciptaan yang sempurna! Mulai dari penciptaan virus, bakteri, atom, partikel, yang tak terlihat kecuali dengan alat pembesar, hingga penciptaan makhluk super besar lainnya. Di balik semuanya terdapat kebesaran Allah, Rabbul ‘Alamin. Semuanya tertata dan tersistem dengan rapi. Maha kuasa dan maha ahli Allah dalam setiap ciptaan-Nya. Nyamuk yang dipandang kecil saja sebegitu hebat. Apalagi makhluk yang sangat besar. Yang lebih hebat lagi adalah Dzat yang menciptakannya! Dia Maha hebat! Wallahu a’lam.
Belum ada Komentar untuk "Allah Tak Sungkan Menyebut Nyamuk dalam Al-Qur’an"
Posting Komentar