Mungkinkah Mencari Teman Tanpa Cela?


لِأَجْلِ الجُهَّالِ كَثُرَ الخِلَافُ بَيْنَ النَّاسِ

وَلوْ سَكَتَ مَنْ لَايَدْرِيْ لَقَلَّ الخِلَافُ بَيْنَ الخَلْقِ


"Karena orang-orang dungulah terjadi banyak kontroversi di antara manusia. Seandainya orang-orang yang bodoh berhenti bicara, niscaya berkuranglah pertentangan di antara sesama." (Imam al-Ghazali dalam kitab "Faishilut Tafriqah bainal Islâm wal Zindiqah")

Kebodohan seyogianya memang melahirkan semangat untuk belajar dan menahan diri mengomentari segala hal. Ketika mereka secara leluasa turut berbicara apa pun yang ada di sekelilingnya, saat itulah sebuah malapetaka bias terjadi.

Di era dunia maya yang amat demokratis ini, semua orang punya kesempatan sama untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Masalah timbul ketika tingginya semangat untuk berekspresi tak seiring dengan bekal tingginya pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Yakni, ketika kompleksitas politik dianalisa dan dikomentari oleh orang-orang amatiran, fatwa agama dikeluarkan orang-orang yang baru belajar agama, dan seterusnya. Akibatnya, dunia menjadi bising dan gaduh sebagaimana yang kita dapati di media sosial belakangan ini. Menurut Imam al-Ghazali, perselisihan di dunia ini dipicu oleh ketidasanggupan kaum bodoh untuk berhenti menanggapi hal yang tidak ia pahami dan kuasai dengan baik. Harus diingat pula, manusia senantiasa dalam keterbatasan. Pandai dalam segala hal adalah sesuatu yang mustahil. Misalnya, orang yang mahir soal seni belum tentu ia mahir pula soal ekonomi; orang yang pandai tentang politik, belum tentu pandai pula di bidang agama. Begitu juga sebaliknya. Sehingga, yang dibutuhkan adalah rasa tahu diri akan kapasitas diri sendiri. Wallâhu a‘lam.

Belum ada Komentar untuk "Mungkinkah Mencari Teman Tanpa Cela?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel