Kitab Qurrotul Uyun Bab Perintah Menikah Bagi Kaum Jomblo


Pengarang kitab Qurrotul Uyun adalah Syekh Muhammad al-Tahami bin Madani. Qurrotul Uyun membahas banyak hal di antaranya tentang bab jima, bab nikah, bab malam pertama, bab memilih pasangan, bab hukum menikah, resepsi, bulan madu, dan lain-lain.

Berikut ini penjelasan kitab Qurrotul Uyun tentang bab anjuran/perintah menikah khususnya bagi para kaum jomblo/bujangan/lajang yang terdapat dalam hadits dan atsar.

Seorang lelaki bernama Ukaf menghadap Rasulullah SAW, kemudian Rasul bertanya kepadanya: “Wahai Ukaf apakah engkau sudah menikah (punya istri)?”. Ukaf menjawab, “Belum”.

Rasul bertanya lagi, “Apakah Engkau mempunyai budak perempuan?” Ukaf menjawab, “ Tidak”. Rasul bertanya kembali, “Apakah engkau orang kaya yang baik?. Ukaf menjawab, “Iya, saya orang kaya yang baik.

Nabi SAW menegaskan kepadanya: “Wahai Ukaf, engkau adalah teman-teman setan, jika engkau seorang Nasrani maka engkau adalah seorang pendeta di antara pendeta-pendeta mereka. Sesunggunya di antara sunahku adalah menikah, dan sesungguhnya sejelek-jeleknya kalian adalah orang yang hidupnya membujang, dan sejelek-jeleknya kalian adalah yang yang matinya membujang.”

Dalam riwayat hadits lain, Nabi Muhaammad SAW Bersabda :

ูŠَุง ู…َุนْุดَุฑَ ุงู„ุดَّุจَุงุจِ ู…َู†ِ ุงุณْุชَุทَุงุนَ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุงู„ْุจَุฃَุฉَ ูَู„ْูŠَุชَุฒَูˆَّุฌْ ูِูŠ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุฐุงَ ุทูˆู„ٍ ูَู„ْูŠَุชَุฒَูˆَّุฌْ ู…َู†ِ ุงุณْุชَุทَุงุนَ ุงู„ْุจَุฃَุฉَ ูَู„ْูŠَุชَุฒَูˆَّุฌْ ูَุงِู†َّู‡ُ ุฃَุบَุถُّ ู„ِู„ْุจَุตَุฑِ ูˆَุฃَุญْุตَู†ُ ู„ِู„ْูَุฑْุฌِ ูˆَู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุณْุชุทِุนْ ูَุนَู„َูŠْู‡ِ ุจِุงู„ุตَّูˆู…ِ ูَุงِู†َّู‡ ู„َู‡ُ ูˆِุฌَุงุกٌ ุฃูŠ ู‚َุงุทِุนُ ู„ِู„ุดّู‡َูˆุฉِ


Artinya : Wahai pemuda, barang siapa yang mampu menikah di antara kalian maka nikahlah. Dalam riwayat hadits lain disebutkan, Barang siapa yang mampu memikul beban keluarga maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah mampu menahan pandangan dan menjaga kehormatan, dan barang siapa yang tidak sanggup menikah maka puasalah, karena puasa merupakan perisai yang dapat meredam syahwat.

ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ : ู…ِุณْูƒِูŠู†ٌ ู…ِุณْูƒِูŠู†ٌ ู…ِุณْูƒِูŠู†ٌ ุฑَุฌُู„ٌ ู„َูŠْุณَุชْ ู„َู‡ُ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٌ ، ู‚َุงู„ُูˆุง : ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ، ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ูƒَุซِูŠุฑَ ุงู„ْู…َุงู„ِ ؟ ู‚َุงู„َ : ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ูƒَุซِูŠุฑَ ุงู„ْู…َุงู„ِ ، ู…ِุณْูƒِูŠู†َุฉٌ ู…ِุณْูƒِูŠู†َุฉٌ ู…ِุณْูƒِูŠู†َุฉٌ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٌ ู„َูŠْุณَ ู„َู‡َุง ุฒَูˆْุฌٌ، ู‚َุงู„ُูˆุง : ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ، ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ุบَู†ِูŠَّุฉً ู…ُูƒْุซِุฑَุฉً ؟ ู‚َุงู„َ : ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ุบَู†ِูŠَّุฉً ู…ُูƒْุซِุฑَุฉً


Artinya : Rasulullah SAW bersabda: “Miskin miskin miskin laki laki itu yang tidak mempunyai istri.” Para Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah bagaimana jika dia memiliki banyak harta?” Nabi menjawab, “Meskipun dia mempunyai banyak harta, miskin miskin miskin seorang wanita yang tidak mempunyai suami.” Mereka bertanya kembali, “Ya Rasulullah bagaimana jika dia memiliki banyak harta?” Nabi menjawab, “meskipun dia mempunyai banyak harta.” (HR. Baihaqi)

Nabi SAW Bersabda :

ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ูˆุณุฑุงً ู„ِุฃَู†ْ ูŠَู†ْูƒِุญَ ุซُู…َّ ู„َู…ْ ูŠَู†ْูƒِุญْ ูَู„َูŠْุณَ ู…ِู†ِّูŠ


Artinya : Siapa orang yang mendapatkan kemudahan untuk menikah kemudian dia tidak menikah maka dia bukan termasuk umatku.

Nabi SAW Bersabda :

ุฅุฐุง ุชุฒَูˆّุฌَ ุงู„ุฑُّุฌู„ ูู‚ุฏ ุงุณุชูƒู…ู„ ู†ุตู ุงู„ุฏูŠู† ูู„ูŠุชّู‚ ุงู„ู„ู‡ ููŠ ุงู„ู†ุตู ุงู„ุจุงู‚ูŠ


Artinya : Apabila seorang lelaki menikah maka sesungguhnya dia telah menyempurnakan setengah agamanya maka bertakwalah kepada Allah dalam menyempurnakan sebagiannya lagi.

Nabi SAW Bersabda :

ู…ู† ุชุฒูˆّุฌ ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุนูุงู ูุญู‚ ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนูˆู†ู‡


Artinya : Barang siapa yang menikah (kawin) karena menjaga diri dari zina, maka pertolongan Allah akan datang kepadanya.

Nabi SAW Bersabda :

ู…ู† ุชุฒูˆّุฌ ู„ู„ู‡ ูƒูู‰ ูˆูˆู‚ู‰


Artinya : Barang siapa yang menikah karena taat kepada Allah maka ia akan mencukupi dan memeliharanya.

Nabi SAW Bersabda :

ุงู„ู†ّูƒุงุญُ ุณُู†ّุชู‰ ูู…ู† ุงุญุจّู†ู‰ ูู„ุณุชู†ّ ูˆูู‰ ุฑูˆุงูŠุฉ ูู…ู† ุฑุบุจ ุนู†ู‡ ูู„ูŠุณ ู…ู†ู‰ّ


Artinya : Nikah adalah sunahku maka barang siapa mencintaiku maka ikuti sunahku. Dalam sebuah riwayat siapa orang yang membenci nikah maka dia bukan dari golongan-ku.

Nabi SAW Bersabda :

ุชู†ุง ูƒุญูˆุง ุชู†ุงุณู„ูˆุง ูุฅู†ู‰ّ ู…ูƒุงุซุฑ ุจูƒู… ุงู„ุฃู…ู… ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ูˆูู‰ ุฑูˆุงูŠุฉ ูุฅู†ู‰ّ ุฃُุจุงู‡ู‰ ุจูƒู… ุงู„ุฃู…ู… ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ุญุชู‰ ุงู„ุณู‚ุท


Artinya: Kawinlah kalian semua dan buatlah nasab keturunan, sesungguhnya aku akan membangggakan jumlah kalian dihadapan umat yang lain pada hari Kiamat. Dalam satu riwayat disebutkan, Sesungguhnya aku akan membangggakan kalian dihadapan umat yang lain pada hari Kiamat hingga bayi yang keguguran.

Nabi SAW Bersabda :

ู…ู† ุชุฑูƒ ุงู„ุชุฒูˆูŠุฌ ู…ุฎุง ูุฉ ุงู„ุนูŠู„ุฉ ูู„ูŠุณ ู…ู†ّุง ุฒุงุฏ ููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ูŠูˆูƒู„ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ูŠูƒุชุจุงู† ุจูŠู† ุนูŠู†ู‡ ู…ุถูŠّุน ู…ِู†ّุฉَ ุงู„ู„ู‡ . ุฃุจุดุฑ ุจู‚ู„ุฉ ุงู„ุฑุฒู‚


Artinya : Barang siapa yang meninggalkan nikah karena takut dengan beban tanggung jawab maka dia tidak tergolong umatku. Dalam hadits lain periwayat menambahkan kalimat, Allah akan menyerahkan malaikat untuk mencatat pada kedua matanya sebagai orang yang menyiakan nikmat Allah dan bergembirahlah dengan rezeki yang sedikit.

Nabi SAW Bersabda :

ู…ู† ู†ูƒุญ ู„ู„ู‡ ูˆุฃู†ูƒุญ ู„ู„ู‡ ุฅุณุชุญู‚ ูˆู„ุงูŠุฉ ุงู„ู„ู‡


Artinya : Barang siapa menikah dan menikahkan karena Allah maka ia berhak menyandang gelar wali Allah.

Nabi SAW Bersabda :

ูุถู„ ุงู„ู…ุชุฃู‡ู„ ุนู„ู‰ ุงู„ุนุงุฒุจ ูƒูุถู„ ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุงุนุฏ ูˆุฑูƒุนุชุงู† ู…ู† ุงู„ู…ุชุฃู‡ู„ ุฎูŠุฑ ู…ู† ุงุซู†ุชูŠู† ูˆุซู†ุงู†ูŠู† ุฑูƒุนุฉ ู…ู† ุงู„ู…ุนุชุฒุจ


Artinya : Keutamaan orang yang berkeluarga dengan orang yang membujang seperti keutamaan orang yang berjuang (berjihad) dijalan Allah SWT dan orang yang berdiam diri, dan dua rakaat orang yang sdh berkeluarga lebih baik dari delapan puluh rakaat sholat orang yang masih bujangan.

Demikian penjelasan Qurrotul Uyun tentang anjuran dan perintah menikah bagi kaum jomblo agar segera melepas masa lajangnya. Semoga segera mendapatkan pasangan halal. Amin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel