Menangislah kala Agama Dikuasai Bukan Ahlinya!


لَا تَبْكُوا عَلَى الدِّينِ إِذَا وَلِيَهُ أَهْلُهُ، وَلَكِنِ ابْكُوا عَلَيْهِ إِذَا وَلِيَهُ غَيْرُ أَهْلِهِ


"Jangan tangisi agamamu jika ia masih dikuasai oleh ahlinya. Tangisilah jika ia dikuasai bukan oleh ahlinya." [HR Thabrani]

Hadits ini juga dikutip oleh Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari dalam Arba‘îna Hadîtsan bi Mabâdi’I Jam‘iyyat Nahdlatul Ulama. Menangis merupakan simbol keprihatinan dan kesedihan. Kita layak prihatin manakala orang-orang yang tak memiliki kualifikasi keilmuan agama yang pantas tapi berani memutuskan perkara, memberi fatwa, atau memvonis ini-itu dengan dasar agama. Kualifikasi di sini tentu saja bukan sebatas pengetahuan teknis agama, tapi juga kemampuan memegang tanggung jawab moral atas pengetahuan yang ia miliki itu. Orang yang tak memahami agama secara baik tapi memegang “kewenangan” dalam hal agama akan berdampak pada ajaran yang salah. Sementara orang yang paham agama namun tak memiliki rasa tanggung jawab moral yang cukup bisa berakibat lebih parah lagi: ajaran agama yang disalahgunakan. Wallahu a’lam.

Belum ada Komentar untuk "Menangislah kala Agama Dikuasai Bukan Ahlinya!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel