Pangkal dan Ujung Kemarahan


أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ


"Marah bermula dari kegilaan dan berakhir dengan penyesalan." [Maqalah]

Marah umumnya lahir saat nalar dalam keadaan dikuasai emosi. Dalam kondisi ini, kegiatan untuk memikirkan segala persoalan secara jernih diliputi kabut nafsu. Itulah mengapa kemarahan biasanya memunculkan hal-hal berbau nekad, semberono, dan di luar akal sehat. Tak diragukan lagi, dampaknya pun merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. "Bukankah marah juga ada yang dibenarkan?" Pertanyaan ini sesunggunya kurang pas. Orang sering mencampuradukkan antara pemicu marah dengan marah itu sendiri. Menolak ketidakadilan, misalnya, bisa jadi pemicu marah yang benar, namun apakah ekspresi harus ditunjukkan dengan kemarahan, tentu hal ini menjadi persoalan lain. Penyelesaian masalah dengan kepala dingin dan pikiran yang jernih lebih produktif menelurkan solusi ketimbang mengumbar nafsu amarah yang seringkali malah berujung pada penyesalan.

Belum ada Komentar untuk "Pangkal dan Ujung Kemarahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel